Kisah Perjuangan Bangsa Korea di Indonesia

(2014년 8월 19일)

Tak banyak yang tahu bahwa ketika tentara Jepang datang untuk menjajah Indonesia pada tahun 1942 lalu, dalam pasukan Jepang itu ada orang Korea. Tapi ikutnya orang Korea dalam pasukan Jepang itu bukan untuk menjajah Indonesia, tapi karena mereka dipaksa menjadi tentara dan ditugaskan di Indonesia. Waktu itu Korea masih belum terbagi menjadi Korea Selatan dan Korea Utara.

Hingga saat ini tak banyak orang Indonesia yang tahu bahwa ada orang Korea yang menjadi tentara Jepang, karena sejarah tak menceritakan tentang hal itu. Ini terjadi karena orang Jepang dan orang Korea mempunyai postur yang hampir sama. Dan tak mungkin orang ketika itu berani bertanya kepada tentara Jepang tentang asal usul mereka.

Menurut catatan sejarah Korea, ada 2,300 orang Korea yang dipaksa menjadi tentara oleh Jepang dan mereka dikirim ke Indonesia diberi tugas menjaga tempat penampungan tawanan. Mereka bertugas menjaga para tawanan tentara Jepang di Ambarawa, Semarang, dan tempat-tempat lainnya. Pada tanggal 29 Desember 1944 subuh, 9 orang tentara dari Korea, termasuk Lee Eok-kwan, Kim Hyeon-jae, Mun Kah-seon, Lee Sang-mun, Son Yang-seop, dan Cho Kyu-hong, pergi ke tempat latihan Semono di Semarang.
Dalam tempat latihan itu sembilan orang ini membentuk sebuah partai, yang diberi nama Partai Pemuda Korea Merdeka. Kemudian partai yang mereka deklarasikan itu ditanda-tangani dengan darah. Untuk itu me-reka menoreh jari kelingking mereka dengan pisau sehingga darah pun bercucuran. Setelah pendeklarasian partai itu setiap hari mereka berkumpul untuk membicarakan masalah gerakan kemerdekaan Korea.

Sementara itu di tempat penampungan tawanan di Ambarawa, Son Yang-seup bersama temannya, Min Yong-hak dan No Pyong-han, membentuk partai yang sama. Tapi seminggu kemudian mereka mendapat perintah pindah dari Ambarawa. Ketika mereka dibawa dengan truk, mereka melompat keluar lalu kembali ke tempat tahanan untuk mengambil senjata dan peluru.

Mereka memberontak melawan tentara Jepang. Tembak-menembak pun terjadi. Dalam tembak menembak itu, 12 orang tentara Jepang tewas. Kemudian tentara Jepang mengejar mereka dan mereka lari ke kebun tebu. Mereka dikepung oleh tentara Jepang tapi mereka tidak mau menyerah. Akhirnya mereka bunuh diri. Di tempat lain juga ada tentara Korea yang memberontak melawan tentara Jepang dan mereka tewas. Mereka yang tewas itu ada yang dikuburkan di Taman Makam Pahlawan di Garut, di antaranya adalah Yang Chil-sung.

Dari 2,300 orang Korea yang dipaksa menjadi tentara oleh Jepang dan ditugaskan di Indonesia itu tak banyak yang bisa pulang ke Korea. Mereka gugur di medan perang. Tapi sekarang hanya Lee Sang-mun saja yang masih hidup. Kini dia berumur 94 tahun dan tinggal di Kwangju, Korea Selatan. Atas jasanya berjuang untuk kemerdekaan Korea, dia dianugrahi bintang jasa oleh Pemerintah Korea Selatan.

(Wartawan Mahran L.)

제보는 카카오톡 haninpost 무단 전재-재배포 <금지>