인도네시아에서 소두병 지카바이러스 3개월전 발견

콤파스신문은 소두병 전염 바이러스인 지카 바이러스가 지난해 2015년 11월 잠비지역에서 발견되었다고 보도했다.

한편, 미국 질병관리본부(CDCP)는 1월 15일(현지시간) 임신부들은 가급적 남미와 카리브해 지역을 여행을 자제해야 한다고 권고했다. CDCP는 여행을 하더라도 모기에 물리지 않도록 극히 조심해야 한다고 밝혔다. 최근 이 지역에서는 선천성 기형인 소두증을 유발하는 것으로 의심되는 ‘지카(zika) 바이러스’ 모기가 창궐하고 있기 때문이다.

CDCP 관계자들은 특히 브라질과 콜롬비아, 엘살바도르, 멕시코, 파나마, 푸에르토리코, 과테말라, 아이티, 온두라스, 베네수엘라, 수리남, 파라과이, 프랑스령인 기니아와 마르티니크 등 14개국 여행은 자제해야 한다고 조언했다.

임신 초기 임신부가 지카 바이러스에 감염되면 태아의 두뇌가 제대로 성장하지 못한다. 소두증 신생아는 성장하면서 걷기와 듣기, 말하기 능력이 떨어질 수 있는 것으로 알려졌다. 세계보건기구(WHO) 기준으로 머리 둘레가 32㎝ 이하인 신생아는 소두증으로 간주된다. 정상아의 머리 둘레는 34∼37㎝다.

지카 바이러스는 1947년 아프리카 우간다의 숲에서 사는 한 원숭이에게서 처음 발견됐다. 지카 바이러스는 아프리카와 동남아, 태평양 지역의 섬 등에서도 발견됐으나 최근 남미와 카리브해 지역으로 급속히 확산되고 있다.

전문가들에 따르면 지카 바이러스에 감염된 환자 5명 중 1명 정도가 발병을 하게 된다. 지카 바이러스에 감염된 환자는 일주일 동안 고열과 발진, 복합 통증, 안구 충혈 등의 증상을 보이게 된다. 아직까지는 치료약과 예방백신을 개발하지 못하고 있다.

2015년 11월 16일자 콤파스 보도는 다음과 같다.

Indonesia Laporkan Virus Baru yang Ditularkan Nyamuk

JAKARTA, KOMPAS.com – Bertambah lagi virus yang ditularkan oleh nyamuk. Untuk pertama kalinya Indonesia melaporkan kehadiran virus Zika. Sebelumnya virus ini hanya ditemukan di Afrika, Kepulauan Pasifik, dan beberapa negara Asia Tenggara.

Virus Zika termasuk dalam famili virus yang menyebar melalui nyamuk Aedes, misalnya saja demam dengue, demam kuning, dan west nile.

Menurut Dr.Herawati Sudoyo Ph.D, Deputi Direktur Eikjman Institute, virus ini memang pertama kali dikenali oleh lembaganya karena memiliki platform atau metode deteksi berbagai jenis virus.

Lembaga Eikjman memiliki kemampuan untuk memeriksa paling tidak panel 14 famili virus yaitu, Filoviridae, Paramyxoviridae, Togaviridae, Flaviridae, Bunyaviridae, Alphaviridae, Bicavirus, Seadornavirus, Arenavirus dan Hantavirus.

Total virus per famili bervariasi dari 50 hingga lebih dari 300. Secara kasar, total virus yang bisa diprediksi sekitar 1800 jenis virus.

“Apabila positif dengan panel akan dilihat lebih lanjut dengan metode sekuensing untuk jenis virusnya. Dengan cara seperti itulah virus zika terdeteksi,” kata Herawati ketika dihubungi Kompas.com (16/11/15).

Setiap virus baru yang berhasil diidentifikasi kemudian dilaporkan ke Kementrian Kesehatan sebelum dipublikasikan kepada publik.

Herawati mengaku belum mengetahui dari mana virus ini berasal. Namun, peneliti di Eikjman Institute menemukan virus ini saat terjadi wabah demam dengue di Provinsi Jambi, pada periode Desember 2014 sampai April 2015.

Virus Zika, jelas Herawati, tidak menyebabkan kelainan berat seperti halnya demam dengue. “Hanya menimbulkan demam saja, skalanya menengah. Tapi setiap virus tetap perlu diwaspadai,” ujarnya.

Ia menambahkan, upaya penanggulangan dan penanganan orang yang terjangkit virus ini sama seperti halnya demam dengue.

“Sebenarnya jika ada pasien yang hasilnya negatif untuk demam dengue tetap perlu diteruskan, dicari virusnya apa. Jangan puas dengan hasil yang ada, apalagi kalau alatnya ada,” kata Herawati.

Pasien yang terjangkit virus zika akan mengalami gejala sakit kepala, demam, serta ruam di beberapa bagian tubuh.

Pencegahan bisa dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk dan menjaga kesehatan tubuh secara umum.

제보는 카카오톡 haninpost 무단 전재-재배포 <금지>